Kamis, 21 April 2011

NERACA PEMBAYARAN DAN KETERGANTUNGAN PADA MODAL ASING

. Pendahuluan
Pada bab ini saya membahas mengenai ‘Neraca Pembayaran dan tingkat ketergantungan pada modal asing’ seperti biasa dalam membahas bab ini saya mengambil pembahasan dari beberapa sumber yang dapat di percaya berikut hasilnya :

II. Pembahasan
A. Neraca Pembayaran
Apakah itu neraca pembayaran (BOP) ? Neraca pembayaran adalah sebuah catatan sistematis dari semua transaksi ekonomi internasional (perdagangan, investasi, pinjaman) yang terjadi antara penduduk dalam nengeri pada suatu negara negara dengan penduduk luar negeri selama jangka waktu tertentu biasanya satu tahun dan biasa dinyatakan dalam dolar AS. Neraca pembayaran ini sangat berguna karena menununjukan struktur dan komposisi transaksi ekonomi dan posisi keuangan internasional dari suatu negara dengan begitu kita bisa mengetahui secara terperinci. Lemabaga keuangan seperti IMF, bank dunia dan negara-negara donor juga menggunakan pemberi bantuan keuangan kepada suatu negara.
Rekening neraca pembayaran dalam upaya mengetahui apa yang sedang berlangsung pada perdagangan internasionla, pemerintah mengawasi transaksi anat negara yang disusun dalam rekening neraca pembayaran.
Transaksii berjalan (currrent accouunt)
Mencatat transaksi pembayaran yang muncul dari perdangan barang dan jasa serta dari ppendapatan berupa bunga, keuntungan, dan deviden dari modal yang dimiliki di satu negara dan di investasikan di negara lain.
Neraca Pembayaran secara Keseluruhan Harus Berimbang
Pada nilai yang berlaku antara dolar dan yen, para pemegang yen ingin membeli dolar lebih banyak dari para pemegang dolar yang menginginkan yen. Akan tetapi, para pemegang yen sesungguhnya tidak dapat membeli lebih banyak dolar dari yang bisa dijual oleh para pemegang dolar. Disebabkan jumlah dolar yang diminta melebihi jumlah yang ditawarkan.
Pada penjelasan di atas berlaku kaidah, bila kita menjumlahkan semua penerimaan, maka semuanya harus sama dengan seluruh pembayaran yang dilakukan oleh pemegang dolar. Hubungan tersebut dapat dinyatakan dalam persamaan:
C_R+ K_R+ F_R=C_P+ K_P+F_P
Dimana:
C : Transaksi Berjalan
K : Neraca Modal
F : Transaksi pemerintah
P : Pembayaran
R : Penerimaan (
BOP terdiri atas tiga saldo, yakni saldo neraca transakski berjalan (TB), saldo neraca modal (CA), dan saldo neraca moneter (MA)

• Neraca Saldo (TB) : jumlah saldo dari neraca perdagangan (NP) yang dimana mencatat ekspor (X) dan impor (M) barang, yang mencatat X dan M juga terrmasuk pendapatan royalti dan bunga deposito, dan kiriman uang tenaga kerja indonesia di luar negeri. Yakni yang mencatat transaksi keuangan internasioannl sepihak atau tanpa melakukan kegiatan tertentu sebagai kmpensasi dari pihak penerim. Contohnya seperti mendapat hibah atau bantuan dari luar negeri.

• Neraca modal (CA) : neraca yang mencatat arus modal (K) jangka pendek dan jangka panjang yang masuk dan keluar. Berbeda dengan pencatatan pada TB dalam CA , M modal atau arus K masuk dianggap sebagi keuntungan bagi negra yang bersangkutan, oleh sebab itu dicatat sebagai transaksi kredit (positif) sedangkan arus kas K keluar (kerugian) dicatat sebagai transaksi debit (negatif)

• MA atau disebut juga ‘lalu lintas moneter’ yaitu neraca yang mencatat perubahan cadangan devisa yang masuk dan keluar dari suatu negara dalam suatu periode tertentu yang dicatat oleh bank centralnya, Sehinggakeluar masuknya devisa tercatat dengan jelas dan detail. Sedangkan perubahan CD atau saldo devisa yang diperoleh dari penjumlahan saldo TB dan saldo CA, jadi bukan CD yang dicatat secara resmi, disebut neraca cadangan (RA). Relasi anatara BOP dan CD atauu RA dapat disederhanakan dalam bentuk persamaan berikut :
CD = BOP = TB + CA

Transaksi barang dan jasa
• Persamaan penghasilan nasional :
Y = C + I + G + ( X – M )
Keterangan :
Y = Penghasilan Nasional
C = Pengeluaran Konsumsi
I = Pengeluaran Investasi
G = Pengeluaran Pemerintah
X = Ekspor
M = Impor
( X – M ) merupakan neraca pembayaran (netto). Apabila (X – M) positip berarti ( C + I + G ) < Y,implikasinya bahwa suatu negara menghasilkan lebih banyak dari yang digunakan sehingga kelebihan dijual di luar negeri, ( X – M ) bernilai negatip berarti negara itu pengeluarannya lebih besar dari pada yang dihasilkan.
Transaksi Modal
Transaksi modal terdiri:
a.Transaksi modal jangka pendek:
- Kredit untuk perdagangan dari negara lain (kredit)
-Kredit perdagangan kepada penduduk negara lain (debet)
-Deposit bank di LN (debet)
-Deposit bank dalam negeri milik penduduk negara lain (kredit)
-Pembelian surat berharga LN jk. pendek (debet)
-Penjualan surat berharga jk. pendek kpd penduduk LN (kredit)

b.Transaksi modal jangka panjang:
-Investasi langsung di luar negeri (transaksi debet )
-Investasi asing di dalam negeri (transaksi kredit ).
-Pembelian surat berharga jk. panjang penduduk LN (debet)
-Pembelian surat berharga jk. panjang DN oleh penduduk LN (kredit)

B. Tujuan Neraca Pembayaran

Untuk memberikan informasi kepada pemerintah tentang posisi keuangan dalam hubungan ekonomi dengan negara lain serta membantu di dalam pengambilan kebijaksanaan moneter,fiskal, perdagangan dan pembayaran internasional.
C.Beberapa Pengertian “ Balance “ Dalam Suatu Neraca Pembayaran. 
Konsep “ balance “ dalam neraca pembayaran mempunyai arti yang berbeda-beda. Pada dasarnya ada empat pengertian balance :
• Basic balance
Basic balance terdiri dari balance dalam transaksi sedang berjalan ditambah
transaksi modal jangka panjang. Basic Balence memberikan informasi tentang
perubahan perekonomian terhadap aliran modal jangka pendek
• Balance Transaksi “ Autonomous “.
Balance ini terdiri dari basic balance ditambah dengan aliran modal jangka pendek.
• Balance Transaksi Pemerintah Jangka Pendek
Neraca pembayaran terdiri dari penjumlahan basic balance, selisih yang diperhitungkan dan rekening modal jangka pendek. ketidakseimbangan yang timbul dalam neraca pembayaran diseimbangkan dengan cadangan modal pemerintah serta.
D. Masalah Dalam Analisis Neraca Pembayaran
Tujuan analisi neraca pembayaran sangat berbeda- beda dan perbedaan ini menentukan pola analisanya. Beberapa masalah atau kekeliruan yang sering timbul dalam analisa neraca pembayaran antara lain :
A.Seringkali mengabaikan saling hubungan antara transaksi internasional yang satu dengan yang
lain, sehingga ketidak seimbangan dalam neraca pembayaran diasosiasikan dengan satu transaksi saja tanpa melihat hubungannya dengan yang lain
B. Surplus Transaksi yang sedang berjalan sering dianggap baik, sebaliknya deficit dianggap jelek.
C.Keputusan untuk memberi bantuan (Aid) seharusnya lebih didasarkan pada kekuatan ekonomi negarasecarakeseluruhan.
E. MODAL ASING

Definisi
Modal yang dimiliki oleh negara asing, perseorangan warga negara asing, badan usaha asing, badan hukum asing, dan atau badan hukum Indonesia yang sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh pihak asing.

1. Manfaat bagi negara pemberi dan penerima
Seperti halnya perdagangan internasioonal, mobilisasi K antar negara mempunyai manfaat bagi pengekspor maupun pengimpor K tersebut.
Manfaat yang dimaksud diatas dapat di jelaskan secara teoritis sebagai berikut, ada dua negara yakni mempunyai modal yang sangat berrlimpah (Negara A) dan negara miskin (Negara B) . ada dua buah kurva dengan tingkat pengembaliannya yang bberbeda atau tingkat keuntungan atas 1 dolar tambahan dinegara A dan B. Kurva tersebut berlereng menurun yang mencerminkan efisiensi marginal I. Apabila tidak ada arus K antarnegara, keuntungan di A dan Bmasing-mamsing adalah sebesar rA dan rB. Dari gambar tersebut jelas terlihat bahwa terdapat keuntungan global dalam keuntungan I sampai pada akhirnya realokasi dana I tersebut menyamakan keuntungan di kedua negara.
2. Pembiayaan defisit tabungan-investasi (S-I Gap)
Bagi negara kita, K asing sangat diperlukan bukan hanya untuk membiayai defisit TB (M) atau menutupi kekurangan CD, tetapi untuk membiayai I di dalam negeri (pembentukan modal bruto domestik). Defisit TB paling tidak harus dikompensasikan dalam jumlah yang sama oleh surplus CA agar CD tidak berkurang. Berarti semakin besar defisit TB, semakin besar arus K masuk yang diperlukan untuk menjaga agar CD tidak berkurang. Yang menjadi pertanyaan sekarang ini adalah mengapa indonesia selama ini tergantung pada K asing untuk membiayai I di dalam negeri? Dan jawabannya adalah karena dana yang bersumb dari S lebih kecil daripada kebutuhan dana untuk I (S-I Gap)
3. Perkembangan arus modal masuk
Data yang dipublikasikan oleh lembaga-lembaga dunia seperti ban dunia, UNIDO dan UNCTAD menunjukan perkembangan arus I internasional dari DCs ke LDCs sangat pesat terutama sejak akhir tahun 1980-an. Perkembangan ini ditandai dengan peningkatan partisipasi dari investor dan lembabga keuangan dari DDCs dipasar uang/K di lDCs.
Berdasarkan data IMF, dari tahun 1994 hingga krisis ekonomi tahun 1998 arus K swasta neto (K masuk dikurangi K keluar) total meningkat dari sekitar 160,5 ke 122 miliar dollar AS. Seebagian besar dari arus K swasta tersebut masuk ke lDCs, namunjumlahnya mengalami penurunan dari 136,6 miliar dolar AS tahun 1994 menjadi 99,5 miiliar dolar AS tahun 1998. penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan IP neto yang cukup besar selama periode tersebut dari 85,0 ke 19,4 miliar dolar AS.
Ukuran komposisi, dan distribusi dari K eksternal yang mengalir ke lDCs semuanya menglami pergeseran-pergesran yang fundamental dalam tiga dekade belakangan ini, secara absolut arus K masuk resmi terus mengalami peningkatan sekama 1970aan hingga 1990aan. Namun secara relatif laju pertumbuhan arus K masuk yang berasal dari sektor swasta, terutama dalam bantuk kredit dari bank-bank di negara industri maju (OECD) lebih pesat. Perbedaan dalam laju pertumbuhan tetrsebut dapat dilihat dari lebih tingginya rasio dari K asing swasta dibandingkan K asing pemerintah terhadap PDB atau PNB. Jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN yang lain, arus K asing neto (swasta dan pemerintah) ke indonesia paling besar, tetapi sejak 1998 yaang keluar lebih besar daripada masuk.
Berbeda dengn negara seperti cina, korea selatansebagaian besar arus K asing yang masuk ke indonesia adalah K resmi walaupun porsinya bervariasi antar tahun. Tentu saja ahal ini menunjukan peran K asing resmi lebih dominan dibandingkan K swasta sebagai sumber eksternla bagi pembiayaan S-I gap indonesia.
4. Arus Modal Resmi
Arus K resmi baik dalam bentuk pinjamana maupun bantuan pembengunan (ODA) dari negara-negara donor secara individu atau lewat konsorsium sperti IGGI/CGI atau dari lembaga keuangan dunia seperti IMF dan bak dunia. Tahun 1997 jumlah K asing resmi yang diterima indonesia tercatat sebesar 1.1 miliar dolar AS, dan tahun 1998 dan 1999 jumlahnya meningkat hingga 3,3 dan 4,2 miliar dolar AS. Memang pada saat krisi, iindonesia sangat membutuhkan bantuan luar negeri, terutama karena K asing swasta menurun sangat drastis. Pada saat I asing swasta mulai lagi ke indonesia, bantuan luar negeri terutama dalam bentuk bantuan pembangunan dan pinjaman dari IMF menunjukan tren yang menurun. Bagian yang terpenting dari arus K reesmi yang diterima olehh pemerintah indonesia setipa tahun adalah bantuan pembangunan dalam bentuk pinjaman dengan bunga sangat murah dan persyaratan sangat lunak, maupun dalam bentuk hibah. Ketergantunag pemerintah terhadap bantuan pembangunan dari sumber eksternal berkorelasi negatif terhadap defisit keuangan pemerintah yang dapat dijelaskan dalam suatu persaman yang sederhana sebagai berikut.
BPN = G-Ty
Suatu korelasi antara APBN dan saldo TB yang dapat dijelaskan dengan beberapa persamaan berikut :
Y = C + G + I + X-M
Dimana Y = Pendapatan atau PDB 
Berdasarakan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa defisit TB mempunyai suatu korelasi yang kuat dengan arus K asing resmi atau BPN. Hal ini dibuktikan oleh pengalaman indonesia selama pemetintahan SOEHARTO hingga sekarang.
Data dari menteri keuangan RI untuk periode 1971-2001 menunjukana bahwa bagian dari bantuan tersebut lebih banyak diguunakan untuk pendanaan proyek-proyek. Baik dalam persentase dari PBD maupun dari pengeluaran pembangunan dalam APBN, rasio dari BP yang digunakan untuk membiayai proyek0proyek jauh lebih besar dibandingkan bagian untuk pembiayaan proogram-program.
F. UTANG LUAR NEGERI

A. faktor-faktor penyebab
Salah satu komponen penting dari arus K masuk yang banyak mendapat perhatian didalam litelatur mengenai pengembangan ekonomi di LDCs adalah ULN. Isu ini juga menjadi penting bagi indonesia saat ini, sejak krisis ekonomi nyaris membuat indonesia bangkrut secara finansial karena jumlah ULN nya , terutama dari swasta sangat besar, ditambaha lagi dengan ketidak mampuan sebagian besar dari perusahaan-perusahaan dalam negeri untuk membayar kembali ULN mereka.
Tingginya ULN dari banyak LCDs disebabkan oleh faktor-faktor berikut. Defisit TB, kebutuhan untuk membiayai S-I gap yang negatif, tingkat inflasi yang tinggi, dan ketidak efisiensinya struktrual didalam perekonomian mereka.
Sejak pemerintahan orde baru hingga saat ini, tingkat ketergantungan indonesia pada pinjaman luar negeri (ULN) tidak pernah menyurut, bahkan mengalami suatu akselerasi yang pesat sejak krisis ekonomi, kerena indonesia membuat ULN yang baru dalam jumlah yang besar dari IMF untuk membiayai proses pemulihan ekonomi.
Ketiga defisit tersebut yang berkaitan satu sama lainnya (Dornbusch,1980) dapat disederhanakan dalam bentuk beberapa persamaan berikut.
TB = (X-M) + F
Di mana F = transfer internasional atau arus modal masuk neto
S – I = Sp + Sg – I = (Sp – I ) + ( Ty-G)
Dimana S (tabungan nasional) = Sp (tabungan individu/rumah tangga dan perusahaan) + Sg (tabungan pemerintah = Ty-G)
Bagusnya jika sebuah negara ttelah mencapai suatu tungkat pembangunan tertentu atau pada fase terakhir dari proses pe,bangunan, ketergantungan neegara tersebut terhadap pinjaman luar negeri akan lebih rendah dibandingkan dengan pperiode pada saat negara itu baru mulai membangun.
2. Perkembangan ULN indonesia
Dalam kasus indonesia, tren perkembangan ULN nya cenderung menunjukan suatu korelasi positif antara peningkatan PDB dengan peningkatan jumlah ULN, yang sering disebut growth with indebtedess, indonesia termasuk negara pengutang besar yang selam periode 1990-1998 pertumbuhan ULN nya rata-rata pertahun di atas 10 % dan pada tahun 1998 mencapai 151 miliar dolar AS. ULN indonesia terdiri dari sektor publik (pemerintah9 dan BUMN) dan swasta yang digaransi maupun tidak oleh pemerintah. Data sementara dari BI menunjukan bahwa higga kuartal I 2003 jumlah ULN indonesia menccapai 130,1 miliar dolar AS. Angka ini lebih sedikit rendah dibandingkan jumlah ULN pada kuartal IV dan kuartal I.
Sejak krisis ekonomi pinjaman dari IMF menjadai komponen penting dari ULN pemerintah yang dapat dikatakan sebagi penyelamat indonesia hingga tidak sampai mengalami status ‘kebangkrutan’ secara finansial.
G. kesimpulan
Neraca pembayaran suatu negara adalah catatan yang sistematis tentang transaksi ekonomi internasional antara penduduk negara itu dengan penduduk negara lain dalam jangka waktu tertentu. Atau NPI adalah suatu catatan yang disusun secara sistematis tentang seluruh aktivitas ekonomi yang meliputi perdagangan barang/jasa, transfer keuangan dan moneter antara penduduk (resident) suatu negara dan penduduk luar negeri (rest of the world) untuk suatu periode waktu tertentu, biasanya satu tahun. Transaksi ekonomi tersebut diklasifikasikan ke dalam transaksi berjalan, transaksi modal, dan lalu lintas moneter. Transaksi berjalan terdiri atas ekspor ataupun impor barang dan jasa, sedangkan transaksi modal terdiri atas arus modal sektor pemerintah ataupun swasta, baik yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang. Lalu lintas moneter adalah perubahan dalam cadangan devisa. Dengan demikian, neraca pembayaran memberikan gambaran arus penerimaan dan pengeluaran devisa serta perubahan neto cadangan devisa. Sedangkan menurut Balance of Payments Manual (BPM) yang diterbitkan oleh IMF (1993), definisi balance of payment (BOP) secara umum dapat diartikan sebagai berikut.
Balance of payment (BOP) atau neraca pembayaran internasional adalah suatu catatan yang disusun secara sistematis tentang seluruh transaksi ekonomi yang meliputi perdagangan barang / jasa, transfer keuangan dan moneter antara penduduk (resident) suatu negara dan penduduk luar negeri (rest of the world) untuk suatu periode waktu tertentu, biasanya satu tahun.
Dari definisi di atas dapat dikemukakan bahwa BOP (balance of payment) merupakan suatu catatan sistematis yang disusun berdasarkan suatu sistem akuntansi yang dikenal sebagai” double-entry bookkeeping” sehingga setiap transaksi internasional yang terjadi akan tercatat dua kali, yaitu sebagai transaksi kredit dan sebagai transaksi debit.
Berdasarkan konvensi yang biasanya digunakan dalam sistem double-entry bookkeeping, transaksi yang tercatat dalam BOP terdiri atas hal – hal berikut:
1.Credit entries (transaksi kredit).
2.Export of goods and services (ekspor barang dan jasa).
3.Income receivable (penerimaan dari hasil investasi).
4.Offset to real or financial resources provide (transfer).
5.Increases in liabilities.
6.Decreases in financial assets.
7.Debit entries (transaksi debit)
8.Import of goods and services (impor barang dan jasa).
9Income payable (pembayaran atas hasil investasi).
10.Offset to real or financial resources provide (transfer).
Secara umum sebagai suatu neraca, Neraca Pembayaran Internasional (NPI) atau Balance Of Payment (BOP) berguna sebagai berikut :
1.Untuk membukukan seluruh transaksi ekonomi internasional yang terjadi antara penduduk dalam negeri dan penduduk luar negeri.
2.Untuk mengetahui struktur dan komposisi transaksi ekonomi internasional suatu negara.
3.Untuk mengetahui mitra utama suatu negara dalam hubaungan ekonomi internasional
4.Mengetahui posisi keuangan internasional suatu negara
5.Sebagai salah satu indikator yang akan dipertimbangkan oleh IMF atau negara donor untuk memberikan bantuan keuangan, terutama negara yang mengalami kesulitan BOP.
6.Sebagai salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain tingkat inflasi, pertumbuhan, GDP, dan sebagainya.
Adapun jenis – jenis neraca pembayaran internasional yaitu sebagai berikut diantaranya :
1.Current account (neraca transaksi berjalan).
2.Balance of trade (neraca perdagangan).
3.Service account (neraca jasa).
4.Unrequited transfer.
5.Unilateral account (neraca transaksi sepihak)
6.Capital account (neraca modal).
7.Cadangan (reserve).
Ada beberapa transaksi yang mempengaruhi keseimbangan neraca pembayaran internasional yaitu :
1.Transaksi Barang dan Jasa.
2.Transaksi Modal.
3.Transaksi Satu Arah.
4.Selisih perhitungan (errors and omission).
5.Lalu lintas Moneter
Tujuan penyusunan neraca pembayaran ini adalah untuk memberitahukan kepada pemerintah dan siapa saja yang membutuhkan atau berkepentingan mengenai posisi internasional dari negara yang bersangkutan secara keseluruhan. Data-data seperti ini sangat diperlukan bagi penyusunan kebijakan-kebijakan moneter, fiscal, dan perdagangan. Bagi kalangan swasta, data-data pada neraca pemabayaran itu juga penting untuk menyusun perencanaan dan strategi bisnis.
Tujuan analisa neraca pembayaran sangat berbeda-beda dan perbedaan ini menentukkan pola analisanya. Kesukaraan timbul dalam penentuan secara umum pola analisa tersebut. Beberapa masalah atau kekeliruan yang sering timbul dalam analisa neraca pembayaran antara lain :
* Seringkali mengabaikan saling hubungan anatara transaksi internasional yang satu dengan yang lain, sehingga ketidaksimbangan dalam neraca pembayaran diasosiasikan dengan satu transaksi saja tanpa melihat hubungannya dengan yang lain.
* Surplus dalam transaksi yang sedang berjalan sering dianggap baik, sebaliknya deficit dianggap jelek. Anggapan semacam ini tidak selalu benar.
* Keputusan untuk memberi bantuan (aid) sehrusnya lebih didasarjan pada kekuatan ekonomi Negara secara keseluruhan (misalnya diukur dengan penghasilan per kapita) bukan atas dasar pertimbangan neraca pembayran. Seperti misalnya, Indonesia mempunyai surplus neraca pembayarannya dan Inggris deficit, tidak berarti Indonesia memulai memberi bantuan pada Inggris.

Daftar pustaka :

Tambunan, tulus (2003), “pereokonomian indonesia”, ghalia indonesia
http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2009/02/neraca.html
(Darwanto, S.E., M.Si.)
http://irullazyboy.blogspot.com/2010/05/nilai-tukar-dan-neraca-pembayaran.html

Kamis, 14 April 2011

usaha kecil dan menengah


 PENDAHULUAN

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan salah satu bagian
terpenting dari perekonomian suatu negara, tidak terkecuali Indonesia. Hal ini
ditunjukkan dari data Biro Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2007 total nilai
Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia mencapai Rp. 3.957,4 triliun, dari
jumlah tersebut UKM memberikan kontribusi sebesar Rp. 2.212,3 triliun atau
53,6% dari total PDB Indonesia. Jumlah populasi UKM Indonesia pada tahun
2007 mencapai 49,8 juta unit usaha atau 99,99% terhadap total unit usaha di
Indonesia, sementara jumlah tenaga kerjanya mencapai 91,8 juta orang atau
97,3% terhadap seluruh tenaga kerja Indonesia. Data tersebut menunjukkan bahwa
peranan UKM dalam perekonomian Indonesia adalah sentral dalam menyediakan
lapangan pekerjaan dan menghasilkan output yang berguna bagi masyarakat.
UKM dapat bertambah dari tahun ke tahun, bahkan jumlahnya cenderung
meningkat. Hal ini disebabkan kuatnya daya tahan UKM, selain itu adanya
dukungan dalam permodalannya yang lebih banyak tergantung pada dana sendiri
(73%), bank swasta (4%), bank pemerintah (11%), dan pemasok (3%) (Aziz:2001
dalam Alila Pramiyati 2008).
Data Badan Pusat Statistik (BPS), di Kota Semarang yang terbagi atas 16
wilayah kecamatan pada tahun 2006 terdapat 824 unit UKM, sedangkan pada
tahun 2007 terjadi pertambahan UKM yaitu menjadi 876 unit UKM.
Persaingan industri makanan yang semakin semarak, menuntut pelaku
bisnis dalam bidang makanan untuk dapat selalu menggunakan strategi bersaing
yang relevan dengan perkembangan kondisi lingkungan bisnisnya agar dapat
mempertahankan keunggulan bersaing yang berkesinambungan terhadap
perusahaan sejenis serta tetap eksis dalam lingkungan bisnisnya. Bandeng Duri
Lunak merupakan industri makanan yang menjadi salah satu produk unggulan
Kota Semarang. Usaha Bandeng Duri Lunak berkembang pesat di Kota
Semarang. Selama tiga tahun terakhir unit usaha dalam industri makanan di Kota
2
Semarang khususnya industri pengolahan bandeng semakin marak. Hal ini
ditunjukkan pada tabel berikut :
Tabel 1.1 Industri Bandeng Duri Lunak di Kota Semarang
PESAING 2006 2007 2008
Sentra Industri Kecil Bandeng Presto Kel. Kaligawe 77 77 70
Sentra Industri Kecil Bandeng Presto Kel. Krobokan 9 18 15
Bandeng Juwana Elrina 2 2 2
Bandeng Cabut Duri Dinasty 1 1 1
Bandeng Presto 1 2 2
Bandeng Bonafide 1 3 3
Bandeng Djoe 1 1 1
Bandeng Lumba-Lumba 1 1 1
Bandeng Supra 1 1 1
Bandeng Arwana 1 1 1
Bandeng Exotic 1 1 1
Bandeng 33 1 1 1
Bandeng Gurih 1 1 1
Bandeng Prima 1 1 1
Bandeng Superior 1 1 1
Bandeng O’Mas Cabut Duri 1 1 1
JUMLAH 111 113 103
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Semarang, 2009
Pertambahan UKM tersebut tentunya akan membawa ke dalam suatu
persaingan bisnis yang kompleks di mana seluruh industri/usaha yang bersaing
terlibat dengan sejumlah tindakan bersaing dan tanggapan bersaing. Persaingan
kompetitif terjadi saat dua atau lebih perusahaan bersaing satu dengan lainnya
dalam mengejar posisi pasar yang menguntungkan.
Persaingan kompetitif terjadi antara perusahaan (dalam bentuk tindakan
dan tanggapan) karena satu atau lebih pesaing merasakan tekanan atau melihat
peluang untuk meningkatkan posisi pasar mereka. Suatu tindakan bersaing
merupakan gerak bersaing yang signifikan yang dilakukan oleh suatu perusahaan
dan dirancang untuk memperoleh keunggulan bersaing di pasar. Beberapa
tindakan bersaing bersaing berskala besar dan signifikan, sedangkan tindakan
lainnya kecil dan dirancang untuk menerapkan suatu strategi.
Menurut Michael A. Hitt, ada dua jenis tindakan bersaing yaitu strategis
dan taktis. Suatu tindakan strategis (strategic action) mencerminkan komitmen
yang nyata atas sumber daya organisasi yang khusus, sulit diterapkan, dan untuk
3
dibatalkan. Sedangkan tindakan taktis (tactical action) diambil untuk
menempatkan suatu strategi, tindakan ini melibatkan sumber daya organisasi yang
lebih sedikit dan lebih umum serta relatif mudah untuk diterapkan dan dibatalkan
bila perlu. Kecenderungan adanya tanggapan oleh pesaing terhadap suatu tindakan
tergantung pada jenis tindakan yang diambil (strategis atau taktis), kemungkinan
keberhasilan, dan dampak potensialnya kepada pesaing. Suatu tanggapan bersaing
adalah gerak yang dilakukan untuk menghadapi dampak suatu tindakan oleh
pesaing (dalam Michael A.Hitt:1997). Tidak seluruh tindakan bersaing akan
menimbulkan tanggapan pesaing. Secara keseluruhan, terdapat lebih banyak
tanggapan bersaing terhadap tindakan taktis dari pada tindakan strategis.
Setiap perusahaan mempunyai strategi bersaing, baik secara eksplisit
maupun implisit. Strategi secara eksplisit dapat dikembangkan melalui proses
perencanaan, sedangkan strategi secara implisit dapat diketahui melalui kegiatankegiatan
yang dilakukan oleh perusahaan. Dengan strategi yang dilakukan dalam
bisnis, perusahaan dapat bersaing secara efektif untuk mengungguli pesaingnya.
Mengembangkan strategi bersaing adalah mengembangkan upaya mengenai
bagaimana bisnis akan bersaing, apa yang menjadi tujuannya, dan kebijakan yang
diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuan bukan strategi, tujuan adalah
dasar bagi diciptakannya strategi atau strategi lama untuk mencapai tujuan dapat
diganti dengan strategi baru yaitu apabila situasi yang diharapkan tidak dicapai.
Suatu perusahaan dapat memperbaiki/merusak posisinya sendiri dalam industri
melalui strateginya, oleh karena itu strategi bersaing bukan hanya merupakan
tanggapan terhadap lingkungan melainkan juga merupakan upaya membentuk
lingkungan tersebut sesuai dengan keinginan.
Penelitian ini mengambil objek pada “UKM BANDENG JUWANA
ELRINA SEMARANG” karena usaha ini memiliki keunggulan dalam bidang
industri makanan.
Bandeng Juwana Elrina adalah salah satu pusat oleh-oleh di Kota
Semarang yang tidak hanya menyediakan oleh-oleh khas Semarang saja, tetapi
juga menyediakan macam-macam oleh-oleh khas Jawa Tengah. Usaha ini berdiri
sejak tahun 1981. Produk andalan dari Bandeng Juwana Elrina adalah Bandeng
Duri Lunak yang diproses dari bandeng pilihan sehingga menghasilkan suatu
4
produk yang berkualitas. Selain itu, Bandeng Juwana Elrina tidak hanya
menyediakan Bandeng Duri Lunak saja, melainkan aneka produk olahan lainnya
dengan bahan dasar bandeng seperti Otak-otak Bandeng, Bandeng Asap, Bandeng
Asap Boneles, Bandeng Teriyaki, Bandeng Pepes, dan Bandeng dalam Sangkar.
Untuk menambah kenyamanan berbelanja Bandeng Juwana Elrina juga membuka
Warung Bandeng Juwana di lantai dua yang menyajikan berbagai macam
masakan dengan bahan dasar bandeng. UKM Bandeng Juwana Elrina ini dari
tahun ke tahun mulai terkenal dan memiliki konsumen dari berbagai kota di
Indonesia, bahkan sering juga dikunjungi oleh para artis dan aktor ibu kota.
Produk Bandeng Duri Lunak serta olahan bandeng lainnya yang dihasilkan
oleh Bandeng Juwana Elrina memiliki kualitas yang baik karena bahan baku yang
digunakan merupakan bahan baku pilihan. Usaha untuk mempertahankan
keunggulan bersaing adalah selalu menggunakan bahan baku yang berkualitas dan
memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen. Keunggulan bersaing
tersebut dapat digunakan sebagai sumber kekuatan untuk memenangkan
persaingan.
Sebagai usaha yang berorientasi pada profit, Bandeng Juwana Elrina
memiliki strategi yang digunakan untuk mempertahankan usahanya. Dalam usaha
persaingan yang semakin ketat dengan bertambahnya usaha-usaha sejenis yang
menempatkan dirinya sebagai pesaing, menuntut perusahaan untuk menerapkan
strategi yang tepat dan disesuaikan dengan lingkungan bisnis agar mampu
bersaing dengan usaha sejenisnya. Kondisi demikian menuntut perusahaan agar
selalu tanggap terhadap perubahan yang ada jika ingin tetap bertahan pada pasar
industrinya. Bertitik tolak pada uraian diatas, timbul suatu ketertarikan terhadap
suatu penelitian mengenai pembuatan rencana bisnis yang tepat dalam
pengembangan suatu usaha dengan judul : “Analisa Strategi Bersaing Pada
UKM Bandeng Juwana Elrina Kota Semarang”.
1.2 Perumusan Masalah
Bandeng Juwana Elrina merupakan salah satu pusat oleh-oleh di Kota
Semarang yang berdiri sejak tahun 1981. Menurut pemilik jumlah pengunjung
5
cenderung meningkat karena peningkatan variasi produk yang dijual di Toko
Bandeng Juwana meskipun persaingan pasar semakin tajam.
Persaingan yang semakin tajam bukan hanya menjadi dominasi oleh para
UKM yang memiliki outlet/toko sebagai tempat menjual produk. Hal tersebut
ditunjukkan banyaknya industri pengolahan bandeng yang ada dalam pasar
tradisional di Kota Semarang. Hasil pengamatan disajikan pada tabel 1.2 berikut :
Tabel 1.2 Pesaing Bandeng Juwana Pada Pasar Tradisional Kota Semarang
Pasar Tradisional Pesaing
1. Pasar Johar 1. Bandeng Presto Pak Kumis
2. Bandeng Presto Cipta Rasa Pak Hj. Amien
3. Pindang Bandeng Presto Echo Roso Mas Agus
4. Pindang Bandeng Presto Suka Rasa Pak Kus
5. Pindang Bandeng Presto Juwana Pak Kumes
6. Presto Juwana Pak Brengos
7. Bandeng Presto Pak Jhon
8. Bandeng Presto Pak Solwi
9. Bandeng Presto Pak Shodikun
10. Bandeng Presto Pak Janin
2. Pasar Peterongan 1. Hj. Jum Bandeng Duri Lunak
2. Bandeng Presto Bu Amien
3. Bandeng Presto Duri Lunak Bu Rahmat
4. Bandeng Presto Bu Murni
3. Pasar Jatingaleh 1. Bandeng Presto Duri Lunak Pak Roni
2. Bandeng Presto Bu Untung
3. Bandeng Presto Mbak Tatik
4. Pasar Bulu 1. Bandeng Presto Bu Sriati
2. Bandeng Presto Bu Taris
3. Bandeng Presto Bu Muidah
Sumber : Hasil Pengamatan, 2009
Dalam peranannya, strategi mencakup setiap usaha untuk mencapai
kesesuaian antara perusahaan dengan lingkungan baik lingkungan internal
maupun lingkungan eksternal dalam rangka mencari pemecahan atas masalah
serta untuk menentukan pertimbangan pokok. Pertama, usaha Bandeng Juwana
adalah industri makanan, kedua bagaimana bisnis yang sudah dijalankan tersebut
dapat berkembang dan berjalan dengan sukses pada lingkungan yang kompetitif
sehingga dapat mencapai keuntungan seperti yang diinginkan. Hasil dari strategi
6
bersaing bersaing dapat dilihat dari banyaknya konsumen yang datang pada
Bandeng Juwana setiap harinya.
Hasil pengamatan awal disajikan pada tabel 1.3 berikut :
Tabel 1.3 Jumlah Pembeli Per Hari
Keterangan Jumlah Pembeli
Hari Biasa Hari Libur
Pukul 07.00 s/d 08.00 61 119
Pukul 12.00 s/d 13.00 204 365
Pukul 19.00 s/d 20.00 237 271
Jumlah 502 755
Sumber : Hasil Pengamatan, 2009
Dari pengamatan penulis, jumlah pengunjung yang berbelanja pada hari
libur cenderung lebih banyak dibandingkan dengan hari biasa. Dari tabel 1.2 di
atas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan pembeli 50,40% pada hari libur.
Berdasarkan uraian di atas maka pertanyaan penelitian yang diajukan adalah :
1. Strategi apa yang dilakukan oleh UKM Bandeng Juwana Elrina Kota
Semarang ?
2. Bagaimana potensi serta kendala yang timbul dalam pelaksanaan strategi yang
dilakukan, serta perumusan strategi yang baik oleh UKM Bandeng Juwana
Elrina Kota Semarang ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pelaksanaan strategi bersaing pada UKM Bandeng
Juwana Elrina Kota Semarang.
2. Untuk mengetahui potensi tentang kendala-kendala yang timbul dalam
pelaksanaan strategi, serta memberikan alternatif penetapan strategi yang
sebaiknya digunakan oleh UKM Bandeng Juwana Elrina Kota Semarang.
1.4 Kegunaan Penelitian
a. Bagi Perusahaan
7
Dapat menjadikan masukan bagi UKM tersebut untuk melakukan evaluasi
terhadap strategi bersaing usaha sehingga dapat digunakan dalam proses
peningkatan usahanya ke depan.
b. Bagi Penulis
Merupakan kesempatan untuk belajar lebih banyak dalam menerapkan
ilmu pengetahuan yang diterima dalam proses perkuliahan dibandingkan
dengan kenyataan yang diterapkan di lapangan.
c. Bagi Pihak Lain
Sebagai bahan informasi bagi penelitian sejenis sehingga akan
memperkaya dan melengkapi kekurangan-kekurangan yang ada dalam
penelitian ini.