program orientasi yang tidak saja diarahkan pada
hal-hal yang sifatnya pemahaman gambaran umum perusahaan. Dalam hal ini program
orientasi yang diberikan berkait erat dengan jenis pekerjaan, teknik-teknik
dasar pekerjaan, dan posisinya di perusahaan. Program orientasi berbasis
kompetensi ini bertujuan; pertama adalah agar para
pendatang baru itu lebih mengenal dan memahami kondisi perusahaan seperti
tentang visi, misi, tujuan, kebijakan, strategi, sejarah dan perkembangan
kinerja perusahaan, masalah-masalah yang dihadapi perusahaan, jenis-jenis
pekerjaan, dsb. Kedua, meningkatkan pemahaman dan
ketrampilan awal teknik-teknik dasar pelaksanaan pekerjaan. Ketiga, mengurangi
kecemasan karyawan baru dalam memulai pekerjaannya dan sudah siap untuk
memasuki dunia kerja. Keempat, secara bertahap para
karyawan baru diharapkan semakin terbiasa untuk melakukan kerjasama efektif
dengan rekan-rekan kerja yang baru dan yang senior.
Untuk mencapai tujuan orientasi maka perusahaan
perlu melakukan pemantauan dan analisis perubahan perilaku karyawan baru selama
program orientasi berlangsung. Misalnya pemantauan untuk praorientasi, beberapa
tahapan yang perlu dilakukan perusahaan meliputi. Pertama,
karyawan baru biasanya dikumpulkan dalam sebuah ruangan; mereka dengan segera
diminta untuk mengisi formulir tentang perusahaan dan manfaat yang mungkin
mereka dapatkan. Kedua, kemudian formulir dikumpulkan untuk
dianalisis oleh departemen SDM yang menyangkut pendapat dan persepsi tentang
perusahaan dimana mereka bekerja. Ketiga, setelah itu para
karyawan sesuai dengan bidang pekerjaannya mulai memperoleh instruksi-instruksi
awal apa yang harus dilakukan mereka oleh penyelia. Kemudian barulah mereka
memasuki tahap orientasi secara penuh.
Selama praorientasi, ketika mereka di ruangan,
sudah mulai terlihat beragam perilaku karyawan baru. Ada yang berkelompok
kecil berbicara satu dengan lainnya; ada yang berada dekat dengan karyawan
lama, dan ada yang duduk-duduk sedang serius mempelajari apa yang seharusnya
secara riil untuk dilaksanakan. Hampir sehari penuh karyawan baru melakukan
praorientasi pekerjaan. Kemudian bisa jadi esok harinya mereka sudah mulai
diminta pendapatnya tentang perusahaan dan khususnya tentang pekerjaan yang
akan dijalaninya. Lalu mereka dikumpulkan lagi di sebuah ruangan untuk membahas
segala sesuatu yang terkait pada pekerjaannya. Di situ, terjadi umpan
balik dan hasilnya dipakai perusahaan untuk membuat lingkungan kerja menjadi
kondusif. Apabila di analisis, maka fenomena yang mungkin bakal terjadi pada
karyawan baru antara lain ada yang masih belum jelas sepenuhnya tentang prospek
perusahaan, jenis pekerjaan, dan teknik-teknik dasar pelaksanaan pekerjaan, dan
sebaliknya bisa jadi sudah ada yang merasa jelas dan puas.
Di dalam prakteknya, lamanya program orientasi
akan beragam, baik ditinjau dari jenisnya maupun lamanya orientasi. Diawali
praorientasi, ada orientasi sampai makan waktu beberapa hari saja, tetapi ada
yang sampai mingguan bahkan ada yang sampai tiga bulanan. Hal demikian sangat
terkait dengan derajat kompleksitas jenis pekerjaan dan kualifikasi karyawan.
Jika dilakukan pada jenis pekerjaan yang sama, hal ini akan berpengaruh
terhadap derajat perputaran dan produktivitas karyawan. Dari beberapa
pengamatan empirik, ada pengaruh lamanya program orientasi terhadap derajat
perputaran dan produktivitas karyawan. Lamanya orientasi berlangsung sedemikian
rupa sejalan dengan faktor-faktor lainnya, seperti penyeliaan, kebijakan, dan
tingkat gaji atau katakanlah sejalan dengan unsur-unsur pelayanan perusahaan,
termasuk pengembangan iklim kerja. Dengan kata lain, orientasi yang semakin
lama sampai batas standar waktu tertentu akan menunjukkan perputaran karyawan
yang lebih rendah dan produktivitas kerja yang semakin tinggi ceteris
paribus. Dalam hal ini kualifikasi karyawan, jenis pekerjaan, dan
karakter perusahaan dianggap tetap dan walaupun karyawan baru sudah berhasil
melalui proses rekrutmen dan seleksi yang ketat, mereka masih saja merasa ragu
bahkan cemas tentang kemampuan untuk bersosialisasi di perusahaan dimana mereka
akan bekerja. Pasalnya karena baru memasuki dunia kehidupan baru dan
asing. Dari dunia pendidikan yang hidupnya dinafkahi orang tua atau kerabatnya
bergeser ke dunia mencari nafkah sendiri. Bisa dibayangkan, perubahan sisi
kehidupan itu akan membuat para karyawan baru bertanya-tanya dalam hati seperti
apakah saya bisa bekerja dengan baik; bagaimanakah agar saya menjadi karyawan
harapan perusahaan; apakah saya bisa diterima dalam pergaulan di tengah-tengah
karyawan senior; bagaimana saya mampu memperkecil rasa gugup untuk mulai
bekerja; dsb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar